Kamis, 04 Juni 2009

Fungsionalism

Fungsionalisme

Sebelum muncul beberapa teori baru yang menantangnya, fungsionalisme adalah teori sosiologi yang pernah sangat dominan dalam tradisi ilmu sosial selama beberapa dekade. Dalam beberapa literatur, fungsionalisme juga dikenal dengan nama lain, fungsionalisme struktural. Tokoh terpenting fungsionalisme adalah Talcott Parsons, sosiolog Amerika yang, antara lain, memulai karir intelektualnya dengan menerjemahkan beberapa karya Max Weber. Ketika mengembangkan pendekatan fungsionalisme, Parsons lebih banyak berhutang budi kepada tradisi positivis yang dasar-dasarnya terutama telah diletakkan oleh August Comte dan Emile Durkheim. Gagasan-gagasan Parsons, banyak mendapat kritik dari penganut fungsionalisme yang lain, Rober K. Merton.

Secara sederhana, fungsionalisme atau fungsionalisme struktural adalah sebuah teori yang pemahamannya tentang masyarakat didasarkan pada model sistem organik dalam ilmu biologi. Artinya, fungsionalisme melihat masyarakat sebagai sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Satu bagian tidak bisa dipahami terpisah dari keseluruhan. Dengan demikian, dalam perspektif fungsionalisme ada beberapa persyaratan atau kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi agar sebuah sistem sosial bisa bertahan. Parsons kemudian mengembangkan apa yang dikenal sebagai imperatif-imperatif fungsional agar sebuah sistem bisa bertahan. Imperatif-imperatif tersebut adalah Adaptasi, Pencapaian Tujuan, Integrasi, dan Latensi atau yang bisasa disingkat AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration, Latency).

Salah satu ciri paling kuat dari perspektif fungsionalisme adalah penekanannya pada tatanan atau keteraturan sistem. Pada level paradigma ilmu sosial, ia biasa juga disebut sebagai paradigma keteraturan (the order paradigm). Obsesi pada keteraturan berimplikasi pada bagaimana cara para fungsionalis memandang konflik lebih sebagai sebuah gangguan pada keteraturan sistemik daripada sebagai sesuatu yang membuat masyarakat menjadi lebih dinamik. Implikasi politik paling ekstrem dari pesrpektif fungsionalisme adalah munculnya sebuah rezim kekuasaan yang otoriter, yang selalu melihat setiap disensus pada kebijakannya sebagai upaya untuk merusak keutuhan sistem.

Contoh yang cukup baik tentang bagaimana implikasi fungsionalisme pada level politik sebuah negara, antara lain, bisa dilihat dari kasus Indonesia. Hampir semua sarjana sosiologi atau ilmu sosial yang lain yang lulus sekolah di Amerika sampai sekitar awal dekade 1980an merupakan orang-orang yang dididik dalam tradisi fungsionalisme. Sebagian dari mereka kemudian dimanfaatkan oleh Jendral Soeharto untuk merancang trajektori pembangunan nasional selama kekuasaannya. Tidaklah mengherankan jika baik pendekatan pembangunan maupun faham politik Orde Baru sangat didominasi oleh perspektif fungsionalisme. Setiap sikap kritis atas pelbagai kebijakan politik akan serta merta dianggap gangguan bagi stabilitas nasional, dan menghambat jalannya pembangunan. Cara yang kemudian dipakai Orde Baru untuk menghadapi sikap kritis sebagian masyarakat adalah melalui upaya-upaya represi militer. Konflik, dengan demikian, tidak dikelola untuk mendinamiskan masyarakat melainkan lebih dilihat sebagai ancaman yang sangat berbahaya bukan terutama bagi kelangsungang hidup bangsa melainkan lebih bagi kelanggengan kuasa rezim yang sedang memerintah.

Obsesi pada keteraturan a la Orde Baru bukan hanya telah mengkebiri sikap kritis politik masyarakat, melainkan benar-benar telah memandulkan seluruh potensi kecerdasan seluruh bangsa. Hasilnya, di balik segala kisah sukses pertumbuhan ekonomi (yang kemudian terbukti semu belaka), rezim Orde Baru menyembunyikan benih-benih kehancuran kita sebagai bangsa. Hasilnya, ketika Indonesia dilanda krisis mata uang pada tahun 1997 dengan mudah krisis tersebut mengimbas pada sektor-sektor kehidupan yang lain dan mengakibatkan sebuah krisis multidimensi yang amat parah sampai sekarang. Sebuah masyarakat, sebuah bangsa, ternyata tidak cukup hanya dipahami seperti kita memahami sebuah organisme biologis.

http://hikmat.atspace.org/page2/mini_kata/tulisan/fungsionalisme.html