Kamis, 04 Juni 2009

Struktural Fungsional dan Masyarakat Majemuk

STRUKTURAL FUNGSIONAL

Assumsi dasar:
Masyarakat terintegrasi atas dasar kata sepakat para anggotanya terhadap nilai dasar kemasyarakatan yang menjadi panutannya.
Kesepakatan masyarakat tersebut menjadi general agreements yang memiliki kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan dari para anggotanya.
Masyarakat sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi kedalam suatu bentuk equilibrium
Istilah lain pendekatan struktural fungsional
Integration approach
Order approach
Equilibrium approach s
Structural fungtional approach
Tokoh
Plato
Auguste comte
Herbert spencer
Emile durkheim
Branislaw malinowski
Redcliffe brown
Talcot parson

Anggapan Dasar Theori Struktural Fungsional
Masyarakat adalah suatu sistem dari bagian-bagian yang saling berhubungan
Hubungan dalam masyarakat bersifat ganda dan timbal balik (saling mempengaruhi)
Secara fundamental, sistem sosial cenderung bergerak kearah equilibrium dan bersifat dinamis
Disfungsi/ketegangan sosial/ penyimpangan pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian dan proses institusionalisasi

Anggapan Dasar Theori Struktural Fungsional (Lanjutan)
Perubahan-perubahan dalam sistem sosial bersifat gradual melalui penyesuaian. Bukan bersifat revolusioner
Perubahan terjadi melalui 3 macam kemungkinan:
Penyesuaian siatem sosial terhadap perubahan dari luar (extra systemic change)
Pertumbuhan melalui proses differensiasi struktural dan fungsional
Penemuan baru oleh anggota masyarakat
Faktor terpenting dalam integrasi adalah konsensus



Penilaian/Kritik Terhadap Theori Struktural Fungsional
Terlalu menekankan anggapan dasarnya pada peranan unsur-unsur normatif dari tingkah laku sosial (pengaturan secara normatif terhadap hasrat seseorang untuk menjamin stabilitas sosial)
(David Lockwood)

Menurut David Lockwood
Terdapat sub stratum yang berupa disposisi-disposisi yang mengakibatkan timbulnya perbedaan life chances (kesempatan hidup) dan kepentingan-kepentingan yang tidak normatif. Dalam setiap situasi sosial terdapat 2 hal yaitu:
Tata tertib yang bersifat normatif
Sub stratum yang melahirkan konflik

Gambaran Situasi Sosial Menurut David Lockwod
Sub stratum
Tata tertib

Unsur-Unsur Normatif Dalam Tata Tertib
Valuational element, yaitu unsur yang menyangkut penilaian (baik/buruk, senang/tidak senang, dll.),
Prescriptive elements, yaitu unsur yang berhubungan dengan apa yang seharusnya,
Cognitive elements, yaitu unsur yang menyangkut kepercayaan.

Kenyataan yang diabaikan dalam Pendekatan Struktural Fungsional
Setiap struktur sosial mengandung konflik dan kontradiksi yang bersifat internal dan menjadi penyebab perubahan
Reaksi suatu sistem sosial terhadap perubahan yang datang dari luar (extra systemic change) tidak selalu bersifat adjustive/tampak
Suatu sistem sosial dalam waktu yang panjang dapat mengalami konflik sosial yang bersifat visious circle
Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara gradual melalui penyesuaian, tetapi juga dapat terjadi secara revolusioner




Struktur Majemuk Masyarakat Indonesia

Masyarakat majemuk memiliki sub struktur dengan ciri yang sangat beragam sehingga disebut majemuk. Masing-masing sub struktur berjalan dengan sistemnya masing-masing

Struktur sosial:
Suatu susunan/konfigurasi dari beberapa orang dengan kategori yang berbeda, tetapi terikat pada suatu tata hubungan kerja yang sama

Struktur Sosial
Hubungan kerja
Beberapa orang dgn kategori yang berbeda

Jadi:
Dalam struktur sosial terdapat sistem sosial
Dalam sistem sosial terdapat seperangkat kegiatan bersama yang memperlihatkan hubungan timbal balik yang disebut struktur

Sistem Sosial dan Struktur Sosial tidak bisa di pisahkan
Struktur sosial memperlihatkan suatu hubungan yang konstan sebagai suatu kerangka
Sistem, memberikan sifat dan dinamika pada struktur secara keseluruhan

Struktur Sosial Masyarakat Indonesia

Indonesia adalah masyarakat majemuk yang ditandai oleh 2 ciri unik:
Majemuk secara horizontal
Majemuk secara vertikal

Konsekwensinya adalah:
Dalam mengamati sistem sosial dan budaya serta realitas masyarakat indonesia diperlukan minimal penguasaan 2 teori, yaitu; konflik dialektika dan struktural fungsional.
Konflik dan konsensus adalah gejala yang melekat bersama-sama di masyarakat (david lockwood)

Masyarakat majemuk indonesia adalah:
Suatu masyarakat majemuk (plural societies) yang masyarakatnya terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalan satu kesatuan politik (furnival)

Ciri masy. Majemuk indonesia
Dalam kehidupan politik, tidak ada kehendak bersama
Dalam kehidupan ekonomi, tidak ada permintaan sosial yang dihayati bersama oleh seluruh elemen masyarakat (common social demand)

Tidak adanya permintaan sosial yang dihayati bersama, menyebabkan karakter ekonomi yang berbeda.
Ekonomi majemuk  masy. Majemuk
Ekonomi tunggal 

Akibatnya:
Anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan dan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain.
Karakteristik masyarakat majemuk (Pierre dan Van den berghe)
Terjadi segmentasi kedalam bentuk kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda
Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang non komplementer
Kurang mengembangkan konsensus antar para anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar
Relatif sering terjadi konflik

Karakteristik masyarakat majemuk (lanjutan)
Secara relatif, integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling saling ketergantungan dalam bidang ekonomi
Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain

Karakteristik masyarakat majemuk ini tidak bisa digolongkan ke dalam dua golongan masyarakat (modern dan tradisional) menurut emile durkheim
Masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan yang bersifat segmenter.
Masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang memiliki differensiasi atau spesialisasi yang tinggi

Terkait dengan ciri masyarakat majemuk;

Masyarakat yang memiliki unit kekerabatan yang bersifat segmenter Adalah: Suatu masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam berbagai kelompok berdasarkan garis keturunan tunggal, tetapi memiliki struktur kelembagaan yang bersifat homogen

Masyarakat yang memiliki diferensiasi/spesialisasi tinggi Adalah :Suatu masyarakat dengan tingkat differensiasi fungsional yang tinggi dengan banyak lembaga-lembaga kemasyarakatan yang saling komplementer dan saling tergantung

Menurut van den berghe; Solidaritas mekanis dan solidaritas organis sulit di tumbuhkan dalam masyarakat majemuk. Karena Pengelompokan yang terjadi bersifat sesaat atas dasar kepentingan praktis

Faktor Yang Mengintegrasikan Masyarakat Majemuk
Adanya konsensus diantara sebagian besar anggota masyarakat terhadap nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental
Adanya berbagai masyarakat yang berasal dari berbagai kesatuan sosial (cross cutting affiliations) yang akan menyebabkan terjadinya loyalitas ganda (cross cutting loyalities)

Cross Cutting Affiliations And Cross Cutting Loyalities
Kesatuan sosial
Masyarakat terintegrasi
Kemungkinan Yang Terjadi Pada Masyarakat Majemuk
Minimal ada 2 (dua) tingkatan konflik yang mungkin terjadi;
Konflik bersifat ideologis
Konflik bersifat Politis

Konflik bersifat ideologis
Terwujud dalam bentuk konflik antara sistem nilai yang dianut oleh serta menjadi ideologi dari berbagai kesatuan sosial

Konflik bersifat politis
Terjadi dalam bentuk pertentangan di dalam pembagian status kekuasaan dan sumber-sumber ekonomi yang terbatas, diantara anggota masyarakat

Dalam situasi “konflik”, masyarakat yang berselisih berusaha mengabaikan diri dengan memperkokoh solidaritas anggota, membentuk organisasi kemasyarakatan untuk kesejahteraan dan pertahanan bersama

Faktor tersebut diperkuat oleh adanya paksaan dari suatu kelompok atau kesatuan sosial yang dominan atas kelompok yang lain
Kelompok pertahanan

Suatu integrasi sosial yang tangguh dapat berkembang apabila
Sebagian besar anggota masyarakat bangsa bersepakat tentang batas-batas teritorial dari negara sebagai suatu kehidupan politik
Sebagian besar anggota masyarakat bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan aturan-aturan dalam proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat (william liddle)

Sistem Sosial Budaya Indonesia dan Perilaku Sosial
Menurut parson, keteraturan adalah merupakan norma sosial, sehingga sistem sosial cenderung bergerak kearah equilibrium.
Sistem bisa “hidup” karena bereaksi terhadap lingkungannya.
Masyarakat merupakan sistem sosial yang dilihat secara total. Di dalamnya terdapat kumpulan sistem yang lebih kecil.

Konsep status dan peranan untuk melihat hubungan individu dengan sistem sosial
Status adalah suatu posisi dalam struktur sosial yang menentukan dimana seseorang menempatkan dirinya dalam suatu komunitas dan bagaimana ia diharapkan bersikap dan berhubungan dengan orang lain.
Peranan adalah pola perilaku yang diharapka dari seseorang yang mempunyai status atau posisi tertentu dalam suatu organisasi atau masyarakat

Dalam suatu sistem sosial, individu menduduki suatu tempat (status) dan bertindak (berperan) sesuai dengan norma-norma atau aturan-aturan yang dibuat oleh sistem


Menurut Parsons:
Tindakan sosial seseorang dilakukan untuk memperoleh kepuasan, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Seseorang (aktor) mengejar tujuan dalam situasi norma mengarahkannya dalam memilih alternatif, cara, dan alat untukmencapau tujuan

Tindakan sosial,selain dipengaruhi oleh motivasi atau orientasi, juga dipengaruhi oleh peran yang dibawakannya
Untuk mempelajari tentang tindakan sosial, parsons mengembangkan pola yang didasarkan pada dikotomi klasik yang pernah dikemukakan oleh tonies mengenai gemeinshaft dan gesellschaft, yang dikenal denga variabel berpola atau pattern variables

Pattern variables
Perasaan (affectivity) vs netralitas perasaan (affective neutrallity)
Orientasi diri (self orientation) vs orientasi kolektif (collectivity orientation)
Universalisme (universalism) vs partikularisme (particularism)
Status bawaan (ascription) vs prestasi/status perolehan sendiri (achievement)
Ketegasan (specificity) vs kekaburan (diffusseness)

Affectivity – affective neutrality
(perasaan)
Affectivity: tindakan sosial yang disebabkan karena adanya kebutuhan emosional, perasaan, kepentingan, atau pemuasan affective.
Affective neutrality: tindakan sosial/proses interaksi berdasar cara menahan diri dan menurut prinsip dengan tidak mempedulikan masalah senang tidaknya, susah gampangnya, dllnya.

Self orientation – collective orientation
(kepentingan)
Self orientation: tindakan sosial yang berorientasi kepada kepentingan diri/pribadi.
Collective orientation: tindakan sosial yang berorientasi kepada kepentingan umum/kelompok yang lebih besar

Universalism – particularism
(ruang lingkup standar normatif)
Universalism: tindakan atas dasar prinsip-prinsip umum yang selalu berlaku tanpa pilih kasih, pelakunya saling berhubungan menurut kriteria yang dapat diterapkan kepada semua orang, ruang lingkupnya tidak terbatas, berlaku dimana saja dan kapan saja
Partikularism: tindakan atas dasar prinsip-prinsip yang ruang lingkupnya sangat terbatas pada kelompok atau kategori tertentu saja

Ascription – achievement
(rasionalitas/dasar pertimbangan)
Ascription: hubungan sosial yang mendasarkan pada pertimbangan “siapa” yang diajak berinteraksi.  berperan juga didalamnya aspek affective
Achievement: hubungan sosial atau interaksi yang didasarkan pada faktor “apa” yang dicapai oleh seseorang yang diajak interaksi

Specificity – diffuseness
(berhubungan dengan persepsi orang lain dan tingkatan serta cakupan keterlibatan seseorang)
Specificity: interaksi/hubungan sosial antar individu yang bersifat spesifik. cakupan atau tingkat keterlibatan seseorang dalam hubungan sosial memiliki batas-batas yang tegas.
Diffuseness: interaksi/hubungan sosial antar individu yang tidak bersifat spesifik, sehingga batas-batas hubungan sosialnya bersifat kabur.

Dengan memahami variabel berpola tersebut, analisa terhadap suatu tindakan manusia bisa dilakukan.

Persyaratan sistem sosial
Menurut talcott Parson, ada 4 syarat fungsional agar sistem sosial bertahan:
Adaptation (adaptasi)
Goal attainment (pencapaian tujuan)
Integration (integrasi)
Latent pattern maintenance (pemeliharaan pola latent)

Adaptation
(adaptasi/penyesuaian)
Sistem sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi

Goal attainment
(pencapaian tujuan yang diharapkan)
Tujuan individu harus menyesuaikan dengan tujuan sosial yang lebih besar agar tidak bertentangan dengan tujuan-tujuan lingkungan sosial

Integration
(integrasi/kebersamaan)
Menunjukkan adanya solidaritas sosial dari bagian-bagian yang membentuknya, serta berperannya masing-masing unsur tersebut sesuai dengan posisinya.
Integrasi hanya bisa terwujud jika semua unsur yang membentuk sistem tersebut saling menyesuaikan

Latent pattern maintenance
(pemeliharaan pola latent)
Sebagai pemeliharaan pola yang tersembunyi, yang biasanya berwujud sistem nilai budaya yang selalu mengontrol tindakan-tindakan individu.  nilai-nilai yang telah disepakati oleh suatu masyarakat akan dapat mengendalikan keutuhan solidaritas sosial

Hubungan ke 4 syarat fungsional
Adaptations
Goal attainment
Latern patern maintenance
Integration

Hubungan antara sistem dengan 4 syarat fungsional
Adaptation Sistem ====.fisiological
Goal attainment Sistem====. kepribadian
Integration=====. Sistem sosial
Latern patern maintenance======. Sistem budaya